.alert { background: #01DF01; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

music

musik
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2USMhKFj5 Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook

Selasa, 12 Mei 2009

TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK

B. Landasan Teori

b.1. Teori Interkasionisme Simbolik (George Herbet Mead).

Mead lahir di South Hetley Massachusetts 27 Febuari 1863, ia mendapat pendidikan terutma dibidang filsafat dan aplikasi terhadap kajian psikologi sosial.mendapat sarjana muda dari Oberlin College tahun 1883. Ritzer (2004:273).

Sejarah interaksi simbolik merupakan aliran sosiologi Amirika yang lahir dari tradisi psikologi. Karya-karya psikolog seperti William James, James Mark Balwin dan John Dewey telah mempengaruhi sosiolog Charles H. Cooley, yang kemudian membantu pengembangan teori psikologi sosial dan sosiologi Amirika. Menurut diktum Cooley imijenasi yang dimiliki manusia merupakan fakta masyarakat yang solid dan berfungsi sebagai warisan realitas dunia subjektif. William isaac Thomas, sedangkan dengan Cooley, juga menekankan pentingnya mempelajari fakta subjektif, tetapi tidak berarti fakta-fakta objektif mesti diabaikan.

Walau demikian sejarah interaksi simbolik, Cooley dan Thomas merupakan tokoh terpenting, tetapi hanya filosof George Herbert Mead, seorang warga Amirika awal abad ke-19 dan seangkatan dengan mereka, yang dianggap sebagai sesepuh paling berpengaruh dari perspektif ini. Mead setuju dan mengembangkan suatu kerangka yang menekankan arti-arti penting prilaku terbuka (overt) atau objektif (prilaku yang nyata pada seseorang) dan tertutup (covert) atau subjektif ( kesadaran dalam diri seseorang didalam melihat dirinya sendiri), didalam aliran sosiologi posisi Mead berada diantara subjektivsme ekstrim dari Cooly, yang melihat masalah pokok sosiologi hanya sebagai ”imejenasi-imijenasi”, dan objektivsme Durhim, yang menganggap fenomena sosial yang kongkret atau fakta-fakta sosiallah yang tepat bagi analisis, Poloma (2000:254, dalam skripsi, Fitria (2007:23,24)

Simbolic interactionism dengan akar intelektual George Herbert Mead (1863-1921) W.Thomas dan Charles Cooley, merupaka perspektif yang lebih mementingkan skala kecil, bagaimana kelompok membentuk persepsi dari aksi dan makna dalam masyarakat. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada analisis aksi, (aksi, prilaku) manusia dalam mayarakat, sehingga individu menjadi pusat perhatian

Manusia selalu memaknai situasi sosial. Interpretasi individu terhadap interaksi sosial dan simbol yang menandai interpretasi ini menjadi perhatian penting. Simbolic interactsionism menekankan pada mekanisme bagaimana aturan dan identitas dibangun melalui interaksi sosial, dengan penekanan pada pentingnya respon orang lain terhadap prilaku seseorang. Setiap individu mampu menganalisis, dan selanjutnya mengadaptasi prilakunya. Jadi, nilai dan prilaku dikembangkan melalui proses interaksi sosial, dengan menggunakan simbol-simbol (misalnya bahasa), Pitana dan Gayatri (2005:25).

Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa manusia mampu berpikir secara konfleks dan berbuat sesuai dengan kemampuannya dalam memanfaatkan dan menginterpretasi simbol. individu dan masyarakat adalah mutually-interdependent. Artinya, individu secara aktif berpartisipasi membentuk masyarakat, dan masyarakat mempengaruhi prilaku individu. Untuk memahami fenomena dimasyarakat, maka sosiologi harus memberikan perhatian pada aktifitas sehari-hari masyarakat.

a. Prioritas Sosial

Dalam resesinya atas buku Mead, Mind, self and Society, faris menyatakan “preferensi mead mungkin bukan pikiran dan kemudian baru masyarakat, tetapi masyarakatlah yang pertama dan baru pikiran yang muncul dalam masyarakat...” dikutip dalam Militer, (1982a:2) inversi judul itu oleh faris ini mencerminkan luasnya fakta yang diakui oleh Mead sendiri, bahwa masyarakat atau lebih luasnya kehidupan sosial, adalah sesuai dengan prioritas dalam analisis mead.

Menurut Mead, keseluruhan sosial menandai pemikiran individu baik secara logika maupun secara temporer. Individu yang berpikir dan sadar diri adalah mustahil secara logika menurut teori Mead tanpa didahului adanya kelompok sosial. Kelompok sosial terlebih dulu muncul, dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri

b. Tindakan

Mead memandang tindakan sebagai “unit primitif” dalam teorinya (1982:27). Dalam menganalisis tindakan, pendekatan mead hampir sama dengan pendekatan behavioris dan memusatkan perhatian pada rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) tetapi, stimulus disini tidak menghasilkan respon manusia secara otomatis dan tanpa dipikirkan. Seperti dikatakan mead, “kita membayangkan stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak, bukan paksaan atau perintah” (1982:2)

Mead (1938/1972) mengidentifikasi empat basis dan tahap tindakan saling berhubungan (Schmitt dan schmitt, 1996) ke empat tahap itu mencerminkan satu kesatuan organik (dengan kata lain ke empatnya saling berhubungan secara dialektis). Mead selain tertarik pada kesamaan tindakan binatang dan manusia, juga terutama tertarik pada perbedaan tindakan antara kedua jenis mahluk itu.

c. Persepsi

Aktor menyelidiki dan beraksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan inplus, dalam hal lapar dan juga berbagai alat yang tersedia untuk memuaskannya. manusia tidak perlu tunduk terhadap ransangan dari luar mereka juga secarta aktif memilih rangsangan dan memilih diantara rangsangan, artinya diantara beberapa rangsangan memiliki beberapa dimensi dan aktor mampu memilih diantaranya. aktor biasanya berhadapan dengan bayak rangsangan yang berbeda dan mereka mempunyai kapasitas untuk memilih yang mana perlu diperhatikan dan yang mana perlu diabaikan.

d. Manipulasi

Segera setelah inplus menyatakan dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah selanjutnya adalah manipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek itu. Selain keuntungan mental, manusia mempunyai keuntungan lain ketimbang binatang. manusia mempunyau tangan (dengan ibu jari yang dapat mempersatukan) yang memungkinkan mereka memanipulasi objek jauh lebih cerdik ketimbang yang dilakukan oleh binatang. Seorang manusia yang lapar melihat cendawan, tetapi sebelum memakannya mula-mula memungutnya, menelitinya, memeriksanya lewat buku petunjuk untuk melihat apakah jenis cendawan itu boleh dimakan.

e. Konsumsi

Berdasarkan pertimbangan ini, aktor mungkin memutuskan memakan cendawan atau tidak dan ini merupakan tahapan keempat, yakni tahapan pelaksanaan atau mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya baik manusia atau binatang mungkin memakan cendawan, tetapi manusia kemungkinan lebih kecil makan cendawan beracun. karena mempunyai untuk memanipulasi cendawan dan memikirkan (dan membaca) mengenai implikasi dari makanan.

b.2. Simbol.

Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang bertindak menurut cara-cara yang khas menurut manusia. karena simbol, manusia ”tidak memberikan respon secara pasif terhadap realitas yang memaksakan dirinya sendiri, tetapi sacara aktif menciptakan dan menciptakan ulang dunia tempat mereka berperan” (Charon, 1998:69 dalam Ritzer 2003:292). Simbol pada umumnya dan bahasa pada khususnya, mempunyai sejumlah fungsi khusus bagi aktor.

Pertama, simbol memungkinkan orang menghadapi dunia material dan dunia sosial dengan memungkinkan mereka untuk mengatakan, menggolongkan dan mengingat objek yang mereka jumpai disitu.

Kedua, simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memahami lingkungan.

Ketiga, simbol meningkatkan untuk berfikir

Keempat simbol meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah.

Kelima, simbol memungkinkan aktor mendahului waktu, ruang dan bahkan pribadi mereka sendiri

Keenam, simbol memungkinkan kita membayangkan realitas metafisik, seperti surga dan neraka.

Ketujuh, dan paling umum, simol memungkinkan orang menghindar dari perbudakan oleh lingkungan mereka.

b.3. Simbol-simbol Signifikan.

Simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya diciptakan manusia. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan jenis tanggapan (tetapi tidak selalu sama) yang di peroleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Jadi ungkapan suaralah yang paling mungkin menjadi simbol signifikasi, miski tidak semua simbol menjadi simbol signifikan. Kumpulan isyarat suara yang paling mungkin menjadi simbol signifikan adalah bahasa simbol yang menjawab makna yang dialami individu pertama dan mencari makna dalam individu kedua.

Fungsi simbol signifikan pada umumnya adalah menggerakan tanggapan yang sama dipihak individu yang berbicara dan juga pihak yang lainnya. Pengaruh lain dari bahasa adalah merangsang orang yang berbicara dan orang yang mendengarkannya.

Dengan mengadopsi orientasi aliran prakmatis ini, Mead juga melihat ”fungsi” isyarat pada umumnya dan simbol signifikan pada khususnya. Fungsi isyarat adalah ”menciptakan peluang diantara individu yang terlibat dalam tindakan sosial tentu mengacu pada objek atau objek-objek yang menjadi sasara itu”, Mead (1934/1962:46)

Yang menjadi penting dari teori Mead adalah fungssi lain simbol signifikan yakni memungkinkan proses mental, berpikir. hanya melalu simbol signifikan khusunya melalui bahasa manusia bisa berfikir (hewan yang lebih rendah menurut Mead tidak bisa berfikir) Mead mendefinisikan berpikir (thinking) sebagai percakapan inflisit individu dengan dirinya sendiri dengan memakai isyarat”. Mead bahkan menyatakan ”berpikir sama dengan berbicara dengan orang lain”.

Begitu penting kedudukan pemaknaan dari penafsiran dalam tradisi fenomenologi, sehingga diyakini bahwa tindakan manusia terhadap sesuatu merupakan konsekuensi dari pemaknaan yang mereka berikan terhadap sesuatu tersebut. Sebagai perkembangan lebih lanjut dan tradisi fenomenologi, aliran interaksionisme simbolik juga menekankan bahwa manusia bertindak terhadap orang, barang atau kejadian berdasarkan makna yang mereka berikan kepadanya.

Karena setiap pembahasan terhadap pemaknaan selalu dikaitkan dengan tindakan seseorang, maka pengertian tentang makna sendiripun selalu menyertakan aspek wawasan, perasaan dan kecendrungan tindakan terhadap sesuatu, karena setiap pemaknaan juga dikaitkan dengan aspek perasaan manusia, maka setiap objek pemaknaan tidak lepas dari dua jenis pemaknaan, yaitu: makna Denotatif dan in Konotatif. Makna konotatif menuju pada semua objek, peristiwa dan kejadian. Sedang in konotatif menuju pada perasaan dan sikap-sikap yang dihubungkan dengan suatu simbol, Ritzer (2004:271-280)

b.4. Interaksionism Simbolik (Herbert Blumer)

Menurut Blumer istilah interaksionisme simbolik menuju pada sifat khas dari interaksi antar manusia. Kekhasannya adalah bahwa manusia saling menterjemahkan dan saling mendevinisikan tindakannya. Bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan terhadap tindakan orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain. Tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap orang lain itu. Interaksi antar individu ditengarahi oleh pengunaan simbol-simbol, interprestasi atau dengan saling berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing, Ritzer (2003:52)

Secara ringkas Herbert Blumer mengemukakan tiga premis utama interaksionisme simbolik, dalam Poloma (2003:258).

1. Manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.

2. Makna tersebut berasal dari ” interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.

3. Makna-makna tersebut berkembang dan disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.

Interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Blumer mengandung sejumlah ”rot images” atau ide-ide dasar yang dapat diringkas sebagai berikut, dalam Poloma (2003:265) yaitu:

1. Masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk apa yang disebut organisasi atau struktur sosial.

2. Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia lain.

3. Objek-objek tidak mempunyai makna yang intristik, makna lebih merupakan produk interaksi simbolik.

4. Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal, mereka dapat melihat dirinya sebagai objek. Pandangan terhadap diri sendiri ini, sebagaimana dengan objek, lahir disaat proses interaksi simbolik.

5. Tindakan manusia adalah tindakan inter pretatif yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

6. Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota-anggota kelompok, hal tersebut sebagai tindakan bersama yang dibatasi sebagai organisasi sosial dari prilaku tindakan-tindakan berbagai manusia.

Tidak ada komentar: