.alert { background: #01DF01; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

music

musik
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2USMhKFj5 Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook

Rabu, 19 September 2012

MODUL SOSIOLOGI X

MODUL SOSIOLOGI TAHUN 2011/2012 KELAS X UNTUK KALANGAN SENDIRI P E N D A H U L U A N A. Deskripsi Modul. Sukses ! anda telah menyelesaikan Modul 1 (satu) tentang perkenalan dengan sosiologi yang pusat perhatiannya adalah hubungan manusia dalam masyarakat. Di dalam hubungan tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan norma sosial yang dianut dan ditaati bersama. Selamat datang di Modul 2 (dua), anda akan memahami pengertian nilai sosial, ciri-ciri, fungsi dan macam-macamnya. Selain itu anda juga akan mamahami norma sosial, macam-macam dan tingkatannya serta dapat membedakan nilai sosial dengan norma sosial. Akhirnya anda dapat berperilaku dalam keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. B. Peta Kedudukan Modul. C. Prasyarat Anda dikatakan tuntas bila mencapai tingkat penguasaan 70% keatas kemudian dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 3 (ketiga) tetapi jika masih di bawah 70%, anda harus mengulang Kegiatan Belajar 2 (dua) ini, terutama bagian-bagian yang belum anda pahami benar. D. Daftar Istilah. - Nilai - Kebiasaan (folkways) - Nilai Sosial - Tata Kelakuan (mores) - Nilai Material - Adat Istiadat (custom) - Nilai Vital - Norma Agama - Nilai Dominan - Norma Kesusilaan - Nilai Mendarah Daging - Norma Kesopanan - Norma Sosial - Norma Kebiasaan (habit) - Cara (usage) - Norma Hukum E. Petunjuk Penggunaan Modul. 1. Bagi Peserta didik. a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh: - Sediakan waktu belajar rutin ditambah waktu belajar setiap ada kesempatan. Sedikit waktu belajar lebih baik dari pada tidak sama sekali. - Bacalah materi dengan seksama dan perhatikan petunjuk masing-masing, anda dapat berdiskusi dengan guru anda. b. Perlengkapan yang harus disiapkan - Sediakan alat-alat tulis dan yang diperlukan lainnya. 2. Bagi Guru. - Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar - Memonitor pelaksanaan tugas yang dikerjakan siswa - Membantu siswa yang belum memahami dalam menjawab soal F. Tujuan Akhir. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda memiliki kemampuan untuk mandeskripsikan nilai social dan norma social. yang berlaku dalam masyarakat. Selanjutnya dapat memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. G. Standar Kompetensi. * Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kompetensi Dasar. • Mendeskripsikan nilai dan norma social yang berlaku dalam masyarakat. H. DAFTAR CEK KEMAMPUAN No. Pernyataan YA TIDAK 1 Apakah anda sudah memahami pengertian nilai-nilai sosial ? 2 Apakah anda sudah memahami ciri-ciri dan fungsi nilai sosial ? 3 Apakah anda sudah memahami macam-macam nilai sosial 4 Apakah anda sudah memahami pengertian norma sosial ? 5 Apakah anda sudah memahami sifat-sifat norma sosial ? 6 Apakah anda sudah memahami tingkatan-tingkatan norma ? 7 Apakah anda sudah memahami macam-macam norma yang berlaku di masyarakat ? 8 Apakah anda sudah mamahami perbedaan nilai sosial dengan normasosial ? 9 Apakah anda sudah memahami kasus-kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat ? 10 Apakah anda sudah pernah melaksanakan norma sosial dalam bermasyarakat ? Apabila anda menjawab ~TIDAK ~ pada salah satu pertanyaan diatas, maka pelajarilah kembali modul ini. Tetapi jika anda menjawab ~ YA ~untuk semua pertanyaan lanjutkan mengerjakan tes dan evaluasi dalam modul ini. NILAI DAN NORMA SOSIAL Setelah mempelajari kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian nilai dan norma-norma sosial 2. Mendeskripsikan ciri-ciri, fungsi, dan macam-macam nilai sosial 3. Mengidentifikasikan tingkatan norma dalam masyarakat 4. Membedakan Nilai sosial dan norma sosial 5. Mengenal macam-macam norma yang berlaku dalam masyarakat A. NILAI SOSIAL Dalam masyarakat kita sering menduga sesuatu yang dikatakan mempunyai nilai yaitu bila sesuatu itu berguna, berharga, indah, baik dan sebagainya. Misalnya jika seseorang menolong orang lain itu dianggap pantas dan berguna maka pertolongan yang dilakukan itu termasuk Nilai. Contoh lain misalnya bersahabat, solidaritas, saling menghormati, kerja sama, patuh pada peraturan, loyalitas dan lain-lain. Selain nilai kebenaran contoh-contoh tersebut terdapat juga nilai estetika atau disebut juga nilai keindahan seperti keindahan panorama alam, lukisan-lukisan, seni dekorasi, penampilan seseorang dan sebagainya. Sedangkan nilai logika berdasarkan nalar atau rasio seseorang melalui proses analisis yang sistematis, misalnya penemuan berbagai macam obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit melalui berbagai eksperimen atau percobaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara alamiah. Nilai logika ini mempunyai sifat obyektif rasional yang berarti dapat di uji kebenarannya. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik dan benar harus melalui proses menimbang yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu untuk selanjutnya mengambil keputusan, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, religius atau tidak religius, sangat tergantung pada kebudayaan yang dianut mansyarakat, misalnya berhubungan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia yaitu: 1. Badan 2. Cipta 3. Karsa 4. Rasa 5. Jiwa Maka dari itu kebudayaan yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain sangat dipengaruhi oleh penilaian masyarakat yang mendukung kebudayaanya. Karena itu dalam masyarakat yang mejemuk seringkali terjadi perbedaan tata nilai.Misalnya yang terjadi pada suku Minangkabau dalam pembagian warisan akan jatuh ke anak perempuan karena masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan yang berdasarkan garisan keturunan ibu(materilineal), sdangkan pada suku Batak pembagian warisan akan jatuh ke anak laki-laki karena masyarakat Batak menganut sistem kekerabatan yang berdasarkan garis ayah (patrilineal) perbedaan kebudayaan menganut cipta, rasa, karsa, dan jiwa anggota masyarakatnya karena manusia hidup ditengah-tengah kebudayaannya. Menurut kamus sosiologi (Soerjono Soekanto) nilai (value) adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sedangkan nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Dalam kamus bahasa Indonesia nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dalam sosiologi, nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Contohnya, orang menganggap menolong bernilai baik sedangkan mencuri bernilai buruk. Dengan demikian, perbuatan saling menolong merupakan sesuatu yang bernilai kehidupan masyarakat. Ciri-ciri dan fungsi Nilai Sosial Dari pengertian di atas dapatlah kita kemukakan ciri-ciri nilai sosial: 1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil intraksi antara warga masyarakat 2. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan individu sejak lahir) 3. Terbentuk nilai sosialisasi(proses belajar) 4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia 5. Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang 6. Memiliki pengaruh yang berbeda antara warga masyarakat 7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem Nilai. FUNGSI-FUNGSI NILAI SOSIAL 1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok 2. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku 3. Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. 4. Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok (masyarakat) Dengan nilai tertentu, anggota kelompok akan merasa sebagai suatu kesatuan 5. Sebagai alat pengawas/kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya pengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan sistem nilai. MACAM-MACAM NILAI SOSIAL Menurut Prof. Dr. Notonegoro, membagi Nilai menjadi tiga: 1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia, nilai material secara relatif lebih indah diukur dengan alat pengukur misalnya pengukur luas (m2) pengukur isi (leter) pengukur panjang (meter) dan sebagainya. 2. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas. 3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia misalnya: a. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa indah manusia (estetis gevoel) c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kodrat manusia seperti karsa/kehendak/kemauan/etika d. Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada kepercayaan/ keyakinan manusia Jadi yang mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material saja atau yang bersifat konkret, tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud (abstrak). Nilai rohani merupakan nilai immaterial (abstrak) yang menggunakan budi nurani yang dibantu oleh indera, akal, perasaan, kehendak dan keyakinan, contohnya antara lain adalah ididologi, gagasan, politik, perarturan-peraturan. Yang termasuk nilai material atau nilai jasmani adalah yang berwujud dan mudah dilihat atau riraba dan juga mudah berubah seperti gedung-gedung, jembatan, pesawat, rumah dan sebagainya. Antar kedua nilai tersebut saling berhubungan karena pada nilai imaterial terdapat suatu landasan berpikir darisuatu tindakan yang akan menghasilkan suatu yang kongkret (nilai material), jadi nilai material merupakan aplikasi dari nilai material. Sampai sejauh mana manusia mengadakan penilaian antara manusia satu dengan manusia lain? Ini dipengaruhi oleh situasi dan keadaan manusia yang bersangkutan, sehingga terjadi perbedaan tata nilai antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam segala perbuatannya. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa ada orang-orang yang dengan sadar berbuat lain daripada kesadaran nilai denga alanasan lain pula. Dalam bidang pelaksanaannya, nilai-nilai dijabarkan dalam bentuk norma/ukuran (normatif). Nilai berada dalam hati nurani atau kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan yang bersumber dari berbagai dasar, aspek, atau sumber. Nilai-nilai sosial mempunyai fungsi umum di masyarakat (Drs. Suparto dalam buku Sosiologi dan Antropologi), yaitu: 1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok 2. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku 3. Nilai sosial merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-perananny sosialnya. 4. Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok (masyarakat). 5. Sebagai al;at pengawas/kontrol perilaku manusia. Nilai sosial, berdasarkan cirinya dapat dibedakan menjadi: 1. Nilai dominan yaitu nilai yang dianggap paling penting dibanding nilai lainnya. Penilaian/ukuran dominan tidaknya suatu nilai berdasarkan: a. kuantitas/banyaknya orang yang mengambil nilai tersebut b. berapa lama nilai itu digunakan c. tinggi-rendahnya usaha memperlakukan nilai tersebut d. prestise/kedudukan orang-orang yang menggunakan nilai tersebut di masyarakat. Keterangan: ad. a. Sebagian besar masyarakat Indonesia menghendaki perubahan yang membawa kebaikan (reformasi) di segala bidang kehidupan seperti bidang politik, bidang hukum, bidang ekonomi dan sebagainya. Ad. b. 1) Tradisi sekatenan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW di daerah surakarta dan Yogjakarta yang selalu dilaksanakan di alun-alun keraton di samping masjid besar sejak dulu sampai sekarang. 2) Adanya keadilan yang selalu diperjuangkan oleh seluruh bangsa di dunia yang dibuktikan dengan adanya perjuangan HAM di seluruh dunia. Ad. c. 1) Pergi haji bagi orang Islam merupakan suatu kewjiban dalam melaksanakan rukun Islam yang ke lima, karena itu sebagian besar orang Islam selalu berusaha sekuat tenaga untuk dapat melaksanakan ibadah haji tersebut. 2). Pulang mudik di hari lebaran bagi sebagian besar anggota masyarakat yang tinggal di kota-kota besar merupakan suatu hal yang sangat diupayakan. Ad. d. 1) Bagi seseorang yang memiliki kendaraan dengan merek tertentu, memiliki kebanggaan atau prestise tersendiri. 2) Masyarakat menghargai gelar kesarjanaan sebagai suatu lambang kesuksesan seseorang, yang sebenarnya hal itu tidak selalu benar karena kesuksesan seseorang dapat juga dirah melalui prestasi lain. 2. Internalized value (nilai yang berdarah daging) yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian orang-orang (bawah sadar). Apabila orang yang menganutnya tidak dapat melakukannya, akan merasa malu atau merasa bersalah, misalnya: a. Seseorang suami/kepala keluarga tidak dapat memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya akan merasa sebagai orang tua/suami yang tidak bertanggung jawab. b. Seorang prajurit yang harus mampu mempertahankan wilayah yang didudukinya dari serangan musuh. c. Seorang guru yang tidak merasa berhasil mendidik siswanya karena nilai NEMnya sangat rendah. B. NORMA SOSIAL Bagan Norma Dalam kehidupan masyarakat kita dapati aturan, kaidah, atau norma baik yang bersifat formal maupun non formal, seperti dalam keluarga, kantor, sekolah dan dalam komunitas yang lebih luas seperti negara. Norma atau aturan sangat diperlukan agar hubungan antar manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib dan berjalan lebih baik. Dalam keluarga, norma/aturan berupa perintah orang tua terhadap anak-anaknya dalam rangka terselenggaranya hubungan harmonis, misalnya pembagian kerja, pembagian hak dan kewajiban seperti tugas menyapu, mencuci, memasak dan sebaginya. Apabila aturan di dalam keluarga dapat berfungsi dengan baik maka akan terwujudlah keluarga yang harmonis, tetapi bila aturan dalam keluarga tersebut tidak berfungsi, maka akan menimbulkan diorganisasi keluarga. Sedangkan di masyarakat, aturan/norma mengatur sesuatu yang lebih kompleks yaitu mengatur segala aspek kehidupan manusia seperti bidang agama, bidang politik, bidang sosial dan budaya, dan lain sebaginya, karena masalah-masalah yang ada dalam masyarakat lebih banyak dan lebih luas. Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang bisa menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan itu dinilai orang lain. Norma merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Norma aturan selalu disertai sanksi agar norma berfungsi karena sanksi bertujuan merubah tingkah laku agar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu norma perlu disosialisasikan sejak dini yang dimulai dari lingkungan keluarga seperti adanya penanaman disiplin untuk beribadah, kemudian kepada kehidupan yang lebih luas dalam masyarakat. Menurut Emile Durkheim menempatkan norma sosial sebagai suatu fakta sosial, semua orang dari suatu kelompok haruslah tunduk kepada norma sosial atau fakta sosial. Fakta sosial telah memformat atau mempola tindakan-tindakan anggota suatu kelompok (masyarakat tertentu. Norma merupakan tolok ukur tentang suatu tindakan apakah bisa dikategorikan sebagai tindakan normal atau abnormal, betul atau salah. Jika perilaku setiap warga telah sesuai dengan norma yang ada, maka berarti telah ada konformitas dan sebaliknya jika ada pengingkaran, pengabaian dan penolakan terhadap norma, berarti ada perilaku yang tidak konform yaitu perilaku menyimpang (deviance). Pada dasarnya masyarakat mengetahui, mengerti, menghargai adanya norma dalam kehidupan bermasyarakat yang harus dipatuhi, namun dalam pelaksanaanyya selalu ada penyimpangan-penyimpangan, karena itu untuk mensosialisasikannya perlu adanya pihak-pihak tertentu yang dapat dijadikan panutan oleh anggota masyarakat lainnya agar norma dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Contohnya, membayar pajak, tertib lalulintas, antri beli karcis, buang sampah pada tempatnya dan sebaginya. Agar norma dapat berfungsi dengan baik, norma harus melembaga (institutionalized) dan diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: 1. norma harus diketahui oleh masyarakat 2. dipahami/dimengerti 3. dihargai 4. ditaati dan dilaksanakan Pada mulanya norma terbentuk secara tidak sengaja sebagai hasil proses sosial, misalnya dalam jual beli, seorang calo/perantara mulanya tidak mendapat bagian tertentu, hanya sebatas kerelaan pembeli dan penjual, namun lama-kelamaan perantara mendapat bagian keuntungan dan imbalan jasa dari penjualan maupun pembeli dan akhirnya menjadi suatu kelaziman. Perkembangan selanjutnya, norma sengaja diadakan untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan tujuan terlaksana. Norma/aturan ada yang bersifat formal seperti undang-undang, peraturan pemerintah dan dibuat secara tertulis. Sebagian besar normal/aturan tidak bersifat formal seperti aturan yang ada di masyarakat berupa kebiasaan yang tidak tertulis, namun aturan tersebut tetap dipatuhi dan memiliki sanksi. Norma/aturan di masyarakat mempunyai kekuatan mengingat yang berbeda-beda dari yang lemah sampai norma yang kuat daya ikatnya. Secara sosiologis, norma menurut daya pengikatnya dibedakan menjadi 4 macam yaitu: a. Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena bagi orang yang melanggar norma ini, hanya mendapat ejekan, cemoohan dari orang lain karena dianggap bertindak tidak sopan, seperti bicara dengan suara terlalu keras, ketika sedang makan mengeluarkan bunyi sebagai tanda kekenyangan dan lain sebagainya. b. Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan degan kekuatan mengikatnya yang lebih kuat daripada usage (cara), karena kebiasaan dilakukan berulang-ulang sehingga merupakan bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatan tersebut. Kebiasaan yang dijalankan oleh anggota masyarakat akhirnya jadi tradisi yang merupakan ciri atau identitas masyarakat yang bersangkutan. Misalnya: 1. Kebiasaan memberi hormat dan patuh kepada orang yang lebih tua 2. Kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila memberikan sesuatu kepada orang lain 3. Kebiasaan setiap hari lebaran memasak ketupat, pulang mudik bagi yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah lain, dan sebagainya. c. Tata kelakuan (mores) adalah aturan yang sudah diterima oleh masyarakat yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari kelompok dan dilaksanakan sebagai alat pengawasan secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan merupakan gagasan yang kuat mengenai sesuatu yang dianggap benar dan salah yang menunut tindakan tertentu dan melarang yang lainnya. Biasanya tata kelakuan berhubungan erat dengan sistem kepercayaan/keyakinan agama masyarakat. Para pelanggar norma ini diisolir/dikucilkan dan digunjingkan oleh masyarakat. Tindakan masyarakat terhadap pelanggar norma ini dapat menjadi social control dan social pressure. Contoh tata kelakuan antara lain: 1. Seseorang wanita muslim sangat tidak pantas berpakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuhnya 2. Larangan buang air kecil di sembarang tempat bagi masyarakat beradab 3. Berpelukan antara laki-laki dan wanita di tempat umum bagi masyarakat Timur tidak pantas, sedangkan bagi masyarakat Barat merupakan hal biasa. Manfaat tata kelakuan antara lain: a. Memberikan batas pada perilaku individu (sebagai alat kontrol) b. Mengidentifikasikan individu dalam kelompoknya c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat d. Adat Istiadat (custom), norma ini umumnya tidak tertulis, namun memiliki sanksi keras karena orang yang melanggarnya mendapat sanksi baik secara langsung maupun tidak langsung berupa sikap penolakan terhadap dirinya. Sikap penolakan masyarakat yaitu orang yang melanggar adat istiadat tidak diterima dalam lingkungan masyarakat adat adalah sangat menyakitkan. Orang hidup itu, hidup dari dan dalam masyarakatnya artinya seseorang ada karena dia dilahirkan di masyarakat sedangkan hidupnya di masyarakat dan untuk masyarakat. Jelas adanya pengucilan atau tidak diterimanya seseorang di masyarakat merupakan sanksi berat. Adat istiadat bersifat kedaerahan yaitu antara adat istiadat daerah satu dengan daerah lain relatife berbeda sesuai dengan tata nilai yang dianutnya. Misalnya, bagi masyarakat etnis Batak, perkawinan pada masyarakat Jawa yang tidak menganut sistem marga, perkawinan tersebut dapat diterima, biarpun dianggap kurang baik. Macam-macam norma yang ada di masyarakat antara lain: 1. Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan keyakinan seseorang, norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan manusia taat kepada ajaran agamanya dan bila melanggar sanksinya dirasakan di dunia ataupun di akhirat. Misalnya, norma/akidah yang ada dalam agama Islam tentang Rukun Islam dan Rukun Iman yang harus benar-benar ditaati oleh pemeluknya. Gambar : Melaksanakan Shalat adalah Rukun Islam pertama bagi umat Islam Kepercayaan umat Hindu tentang adanya reinkarnasi yaitu adanya kelahiran kembali setelah meninggal sesuai dengan karmanya sewaktu hidup di dunia. 2. Norma kesusilaan berdasarkan pada hati nurani manusia/ahklak manusia bersifat universal, hanya sanksi norma kesusilaan bersifat relatif sesuai situasi dan kondisi masyarakatnya termasuk agama yang dianut oleh masyarakat sangat menentukan. Misalnya, pengutukan terhadap penghianatan, perselingkuhan suami-istri dan sebagainya. 3. Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di masyarakat seperti cara berpakaian, pola pergaulan, dan sebagainya. Norma ini sifatnya relatif dan antara daerah satu dengan daerah lain berbeda, contoh: a. Apabila pergi ke suatu pesta harus berpakaian pantas b. Memberikan sesuatu menggunkaan tangan kanan, dan sebagainya. Gambar : Cara berpakaian siswi yang tidak sesuai norma 4. Norma kebiasaan (habit) merupakan hasil proses dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk sama sehingga menjadi pola. Jadi apabila orang di dalam masyarakat melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan anggota masyarakatnya dianggap aneh/berperilaku menyimpang, misalnya: a. Kebiasaan mengadakan selamatan untuk bayi yang baru lahir b. Pulang kampung (mudik) di hari lebaran, dan lain-lain. 5. Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup/perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa yang bertujuan menyelenggarakan tata tertib masyarakat. Hukum dilengkapi sanksi yang dilaksanakan secara tegas oleh karena itu harus di buat oleh lembaga yang memiliki kedaulatan tertinggi (negara) supaya dapat dilaksanakan. Ciri hukum antara lain diakui oleh masyarakat sebagai ketentuan yang sah dan penegak hukum sebagai yang berwewenang. Tujuan utama hukum adalah menciptakan suasana aman dan tentram dalam masyarakat, jadi kepastian hukum harus diciptakan. Contoh: a. Tidak boleh melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, membunuh, menipu dan lain-lain b. Wajib membayar pajak c. Memberikan kesaksian di muka sidang pengadilan Gambar : Sidang pengadilan Dalam kehidupan di masyarakat norma-norma di atas tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi bersifat kumulatif maksudnya perbuatan seseorang yang melanggar salah satu norma kadang juga melanggar norma yang lain. Misalnya seorang pembunuh, ia melanggar norma hukum sekaligus melanggar norma agama, dan norma kesusilaan. LATIHAN KEGIATAN 3 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara huruf A, B, C dan D atau E! 1. Sesuatu yang dianggap berharga, berguna dan pantas oleh seseorang disebut …. a. Norma c. habitat e. tindakan b. Nilai d. moral 2. Contoh nilai yang sudah melembaga dalam kehidupan masyarakat antara lain ….. a. gotong royong c. sikap materialisme e. nepotisme b. sikap individu d. konsumerisme 3. Sanksi yang diberikan kepada seseorang bertujuan …. a. agar si pelaku lebih terkenal b. dapat meningkatkan gengsi seseorang c. agar yterdapat perubahan tingkah laku d. membuat rasa malu bagi si pelanggar e. membuat si pelaku kebal hukum 4. Suatu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi pola masyarakat untuk bertindak disebut …. a. Usage c. adat istiadat e. custom b. Volkways d. mores 5. Norma yang daya pengikatnya lemah adalah …. a. Volkways d. usage e. custom b. Mores e. habitat 6. Contoh sanksi yang diberikan kepada orang yang melanggar adat adalah …. a. Cemoohan c. celaan e. unsur indera manusia b. hukuman penjara d. pengucilan dari masyarakat 7. Nilai kebenaran yang berguna bagi rohani manusia bersumber pada …. a. kepercayaan terhadap suatu agama d. norma yang berlaku b. keyakinan diri sendiri e. simbol-simbol kekuasaan c. perasaan manusia 8. Himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat atau negara adalah…. a. norma kebiasaan c. norma adat e. norma kesusilaan b. norma hukum d. norma agama 9. Kehidupan dalam suatu masyarakat akan berjalan tertib dan teratur jika anggota masyarakat sendiri bertindak sesuai dengan yang diharapkan yaitu berpedoman pada …. a. apa yang dikehendaki d. norma yang berlaku b. kebiasaan yang telah mendarah daging e. simbol-simbol kekuasaan c. aturan penguasa 10. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah …. a. setiap hari ibu memberi jajan kepada anaknya b. ayah setiap hari berpesan kepada istri agar menjaga anak-anak dengan baik c. seorang prajurit berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan dari serangan musuh d. selamatan tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita hamil anak pertama e. larangan buang air kecil di sembarang tempat bagi orang-orang yang beradab 11. Segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia disebut nilai …. a. Material c. kerohanian e. kebenaran b. Vital d. kebaikan 12. Nilai-nilai sosial mempunyai fungsi umum, antara lain …. a. mengukur usaha manusia dalam memperlakukan nilai tersebut b. mengukur kedudukan seseorang dalam menggunakan nilai tersebut c. mengarahkan manusia dalam berpikir dan bertingkah laku d. mengukur seberapa banyak orang yang menganut nilai tersebut e. merupakan langkah awal bagi manusia untuk memperkuat kekuasaannya 13. Aturan yang dibuat dalam masyarakat untuk mencapai keseimbangan sosial disebut …. a. Nilai c. pandangan hidup e. kebiasaan b. adat istiadat d. norma 14. Dilarang mencuri, membunuh atau memperkosa. Hal tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara norma yang satu dengan norma yang lain, yaitu … . a. norma kesopanan dengan norma kebiasaan b. norma kelakuan dengan norma hukum c. norma hukum dengan norma agama d. norma kebiasaan dengan adat istiadat e. norma agama dengan norma kesopanan 15. Aturan yang umumnya tidak tertulis tetapi tetap dianut oleh masyarakat dan bagi siapa saja yang melanggar tetap dikenakan sanksi yaitu …. a. adat istiadat d. norma hukum b. norma kesusilaan e. norma kebiasaan c. tata kelakuan B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Jelaskan pengertian nilai menurut Bapak Soerjono Soekanto! 2. Mengapa nilai berhubungan erat dengan kebudayaan masyarakat? Jelaskan! 3. Jelaskan pengertian: a. nilai dominan b. nilai mendarah daging Dan berikan masing-masing contohnya dua buah! 4. Mengapa norma kesopanan pada tiap masyarakat berbeda? Berikan dua contohnya! 5. Tunjukkan syarat-syarat agar norma dapat berfungsi dnegan baik! 6. Norma di masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, jelaskan salah satu norma tersebut yang memiliki kekuatan mengikatnya kuat! 7. Antara norma agama dengan norma hukum memiliki hubungan yang erat, jelaskan dengan contoh! 8. Berikan contoh-contoh yang ada di sekeliling kita yang termasuk dalam nilai imaterial! 9. Berikan contoh-contoh pelanggaran terhadap norma yang ada di sekitar kita! 10. Mengapa norma itu sangat perlu pagi kelangsungan hidup bermasyarakat? C. Berikan contoh-contoh dalam kehidupan di masyarakat jika terjadi pelanggaran terhadap : 1. Norma agama _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 2. Norma hukum _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 3. Adat istiadat _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 4. Tata kelakuan _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ D. Studi Khusus Bangsa Indonesia yang menganut budaya Timur, hormat kepada orang tua atau kepada yang lebih tua sngat dianjurkan, misalnya memberi salam jika bertemu. Kebiasaan-kebiasaan yang ada rasanya semakin pudar terdesak oleh budaya asing tadi. Dalam keadaan yang demikian maka di masyarakat secara tidak disadari telah terjadi pergeseran nilai Tugas Setelah membaca kasus di atas, selesaikan soal-soal berikut ini! 1. Apakah nilai lama yang sudah mendarah daging selalu harus diubah sesuai tuntutan jamannya ? ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 2. Apakah dengan masuknya nilai kehidupan yang baru, dapat langsung cocok di masyarakat? ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 3. Bagaimana Anda menyikapi jika di masyarakat telah terjadi perubahan secara cepat? ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 4. Buatlah dua contoh nilai di masyarakat yang harus diperintahkan! ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 5. Upaya-upaya apa saja yang dapat menciptakan ketertiban sosial (5 buah)? a. ___________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. ___________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. ___________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ d. ___________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ **** S e m o g a A n d a S u k s e s **** SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Tujuan Setelah melaksanakan kegiatan ini Anda diharapkan dapat : o Menjelaskan pengertian sosialisasi o Menjelaskan proses sosialisasi o Menjelaskan tahap proses sosialisasi o Menjelaskan pola-pola proses sosialisasi pada keluarga Ringkasan Materi A. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan. Sosialisasi juga berarti suatu proses seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan norma-norma nilai dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai individu dan anggota masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dan lingkungannya. Menurut Suryono Sukanto sosialisasi adalah suatu proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang di dalam kelompoknya B. Proses Sosialisasi Proses pembentukan kepribadian sebagai hasil sosialisasi maupun enkulturasi berlangsung melalui tahapan sebagai berikut: a. Masa kanak-kanak b. Masa remaja c. Masa Dewasa a. Masa Kanak-kanak Sejak dilahirkan seseorang anak terutama balita hidupnya sangat bergantung pada perlindungan dan bantuan orang tua dan saudara-saudara dekat dilingkungan keluarganya. Ia belajar menirukan apa-apa yang diajarkan orang tuanya, mulai dari belajar makan, belajar bicara, belajar bertindak, dan berperilaku. George Hebert Mead menyebutkan proses meniru pada usia awal ini dikenal dengan istilah Prepatory Stage. Orang-orang dilingkungan keluarga si anak juga mengajarinya tentang perbuatan atau perilaku yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh. Bila ia melakukan perbuatan yang benar maka ia akan dipuji dan disukai, sedang apabila ia berbuat salah maka ia akan mendapat teguran. Akhirnya anak akan menyadari perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh. Bila ia melakukan perbuatan yang benar maka ia akan dipuji dan disuakai, sedangkan apabila ia berbuat salah maka ia akan mendapat teguran.akhirnya anak akan menyadari perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak. Setelah agak besar anak-anak tadi sudah mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Yaitu dengan lingkungan tetangganya. Bersama-sama teman-teman sepermainannya si anak sudah mengenal teknik bermain peran, misalnya main “polisi-polisian”, perang-perangan”, dokter-dokteran”, sekolah-sekolahan” Jadi pada tahapan ini oleh George Herbert Mead disebut Play Stage. b. Masa Remaja Tahapan ini merupakan kelanjutan yang lebih tinggi dari teknik bermain peran pada masa anak-anak. Seorang remaja tidak hanya bisa meniru peran seoranhg yang diidolakannya. Akan tetapi sudah mengidentifikasikan dirinya seolah-olah ia menyamakan (identik) dirinya dengan tokoh idolanya. Misalnya seorang tokoh bintang film ia akan berupaya sedemikian rupa mengidentikkan dirinya dengan bintang pujaannya itu. Ia kan mengikuti metode rambut, metode pakaian, bahkan berperilaku sama-seperti idolanya. Tahapan ini oleh George Herbert Mead disebut “ game stage” mengapa anak-anak suka berperilaku seperti itu? Usia remaja sering dikaitkan dnegan anak-anak baru gede atau ABG, karena dewasa belum sedangkan masa kanak-kanan lewat. Para ahli psikologi menyebutkan masa remaja sebagai masa puber, yakni suatu periode awal tumbuh dan berkembangnya ciri-ciri fisik dan seksualitas seorang individu. Dalam masa puber ini remaja sering kali mengalami situasi kritis dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut: 1) Bertempramen yang keras dan agresif atau sebaliknya murung dan suka menyendiri 2) Kepribadian yang labil karena masih mencari identitas diri 3) Mudah tersinggung dan susah mengendalikan emosi 4) Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif 5) Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal yang baru sebelumnya belum pernah dialami. Dampak yang sangat tidak kita inginkan dari situasi krisis seperti disebutkan tadi adalah munculnya perilaku menyimpang dikalangan para remaja. Gejalanya muncul dalam berbagai bentuk masalah sosial seperti dekadensi (kemerosotan) moral. Pergaulan seks bebas, kenakalan remaja, kriminalitas, mabuk-mabukan, penyalagunaan narkoba dan tawuran. c. Masa Dewasa Proses sosialisasi pada masa ini sedang mencapai titik kulminasi yang paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar tidak hanya semata-mata melalui proses meniru. Tetapi lebih kepada pola penyesuaian diri, George Herber Mead menyebutkan sebagai tahap generalized other. Pada tahap ini seorang individu dewasa diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola sosial budaya masyarakat tempat ia hidup dan menjadi individu yang sudah memperoleh status dan peras yang mantap sehingga ia menjadi anggota penuh dari masyarakatnya. Setelah menikah, berumah tangga dan mempunyai anak, proses sosialisasi dari seorang individu akan diwariskan kepada generasi berikutnya yaitu anak-anaknya bahkan cucu-cucunya dan cicit-cicitnya. TAHAP-TAHAP DALAM PROSES SOSIAL LISASI Proses sosialisasi terjadi melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut: A. PREPATATORY STAGE (Persiapan) Pada tahap ini anak mulai belajar mengambil perenan orang di sekelilingnya, terutama orang yang paling dekat dalam keluarganya pada tahap inilah kesempatan yang paling baik bagi orang tua untuk menanamkan norma-norma agama dalam Rangka mengisi jiwa anak yang masih balita B. PLAY STAGE (Meniru) Pada saat ini anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus di jalankan orng lain. Anak mulai meniru peran yang dijalankan oleh orang tuanya, kakaknya, tetangganya atau orang yang sering berintraksi dengannya (significant other) C. GAME STAGE ( Siap bertindak) Pada tahap ini anak telah mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas. D. GENERALIZED OTHERS Pada tahap ini anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak sekedar orang-orang terdekatnya (significant others) saja Dalam tahap ini ia tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat , karna telah memahami peran dirinya dan pran orang lain. Jenis-Jenis Sosialisasi Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Robert M.Z. Lawang , menggolongkan proses sosialisasi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut: a. Sosialisasi Primer Sosialisasi primer adalah proses sosialisasi yang terjadi pada awal tahap dalam lingkungan keluarga yang dialami seorang individu sejak kecil (balita) dan saat mulai berkenalan dengan masyarakat b. Sosialisasi sekunder Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi tahap kedua yang terjadi di luar lingkungan keluarga, dimana individu yang tidak disosialisasikan diperkenalkan ke dalam sektor baru. TIPE-TIPE SOSIALISASI Berdasarkan tempat berlangsungnya, proses sosialisasi di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: a. Sosialisasi formal Sosialisasi berlangsung melalui lembaga-lembaga yang berwewenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. b. Sosialisasi informal Sosialisasi ini berlangsung melalui interaksi secara informal atau bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat dan kelompok sosial lain yang ada dalam masyarakat MEDIA SOSIALISASI a. Keluarga b. Sekolah c. Media Masa d. Teman sepermainan Pola Sosialisasi Secara Umum, terdapat dua pola sosialisasi yang berlaku dalam masyarakat, yaitu sosialisasi Represif (Repressifve socialization) dan sosialisasi partisipatin (participatory Sosialization). Tabel Dua cara Sosialisasi Repressive Socialization Participatory socialization o Menghukum perilaku yang keliru o Hukuman dan imbalan material o Keputusan anak o Komunikasi sebagai perintah o Sosialisasi yang berpusat pada orang tua o Anak memperhatikan keinginan orang tua o Keluarga merupakan signicant others o Memberi imbalan bagi perilaku yang baik o Hukuman dan imbalan simbolis o Otonomi anak o Komunikasi sebagai interaksi o Komunikasi verbal o Sosialiasi yang berpusat pada anak orang tua memperhatikan keperluan anak o Keluarga merupakan generalized others Peta Konsep Gambar: Soal I. Pilihlah Jawaban yang paling tepat! 1. Proses sosialisasi suatu budaya dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: a. Tahap kedatangan, pertemuan dan pemantangan b. Tahap kedatangan, pertemuan dan pematangan c. Tahap kedatangan, pertemuan dan metamoffosis d. Tahap kedatangan, pemantapan dan pematangan e. Tahap kedatangan, metamorfosis, dan pematangan 2. Proses meniru pada masa kanak-kanak dikenal dengan istilah . a. Play stage b. Game stage c. Preparatory stage d. Individual stage e. Group stage 3. Proses yang ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya tersebut. a. sosialisasi b. asimilasi c. asosiasi d. akulturasi e. adaptasi 4. Fungsi norma dalam proses sosialisasi yaitu sebagai …. a. alat pendorong b. alat pengarah c. alat pengawas d. alat solidaritas e. pendukung atau penolak 5. Patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu disebut ….. a. norma b. adat c. autarn d. nilai e. nilai sosial 6. Fase preparatory merupakan fase sosialisasi yang terjadi pada mata. a. orang tua b. dewasa c. remaja d. kanak-kanak e. bayi 7. Game stage adalah fase sosialisasi yang terjadi pada mata…. a. orang tua b. dewasa c. remaja d. kanak-kanak e. bayi 8. Yang termasuk media sosialisasi primer adalah …. a. play group b. keluarga c. sekolah d. tempat kerja e. media masa 9. Yang termasuk media komunikasi sekunder adalah…. a. play group b. keluarga c. sekolah d. tempat kerja e. media masa 10. Peranan sekolah dalam proses sosialisasi sangat berhubunganb erat dengan kepastian ekonomi karena …. a. semua sekolah dapat menciptakan lapangan pekerjaan b. sekolah adalah tempat bermain dan belajar c. sekolah mengajarkan keterampilan dan pengetahuan d. indikator kemiskinan dan kurangnya sekolah e. kualitas manusia ditentukan oleh tingkat pendidikannya 11. Proses sosialisasi dalam suatu masyarakat lain, perbedaan ini ditentukan oleh …. a. kebudayaan masyarakat b. kemauan masyarakat c. hidup sosial masyarakat d. pendidikan e. tindakana sosial 12. Sosialisasi dalam pergaulan merupakan type sosialisasi. a. formal b. informal c. material d. inmaterial e. primer 13. Sosialisasi melalui lembaga-lembaga yang berwewenang merupakan tipe sosialisasi …. a. formal b. informal c. material d. inmaterial e. primer 14. Tahap dimana seorang anak telah memahami peranan orang lain yang lebih kuat dan mealalui interaksi pula ia mampu memilih peranan yang ia kehendak disebut a. play stage b. game stage c. generalized stage d. role taking e. personality 15. Tahap dimana seorang anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi mengetahui peranan yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi adalah …. a. play stage b. game stage c. generalized stage d. role taking e. personality II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian sosialisasi menurut Soerjono Suekanto Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. 2. Jelaskan tahapan proses sosialisasi ! Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. 3. Jelaskan situasi kritis yang dialami Remaja pubertas! Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. 4. sebutkan macam-macam sosialisasi partisipati ! Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. 5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari pola sosialisasi Represif. Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. III. Tugas ! 1. Kumpulkan tiga artikel dari internet yang berisi tentang pengaruh positif maupun pengaruh negatif dari agen sosialisasi keluarga, teman sepermainan, dan media massa terhadap kepribadian dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Lakukan analisis tingkat mengenai isi dan setiap artikel yang didapat. Analisis harus mencakup tingkat mengenai empat hal berikut ini: a. Apa ini permasalahan yang digambarkan pada artikel tersebut? b. Apa dampak positif dan negatif yang kongkrit dari agen sosialisasi yang digambarkan pada setiap kasus dalam artikel tersebut. c. Berilah saran yang relevan terhadap kasus yang disajikan pada artikel tersebut! MODUL 3 MODUL : 1 KELAS : X SEMESTER : 2 Standar Kompetensi : Menerrapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan Kepribadian. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial. Judul Materi : Perilaku Menyimpang A. Pengertian Jika dalam suatu masyarakat anggotanya mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku dengan konsekwen maka kemungkinan besar sedikit sekali terjadi berbagai bentuk penyimpangan, bahkan sebaliknya akan tercipta atau terwujud suatu masyarakat yang teratur dan tertib. Namun demikian dalam kehidupan yang nyata pada masyarakat maju atau masyarakat tradisional tidak selalu sistem pengendalian sosial berjalan baik (sempurna), terbukti masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam masyarakat. Penyimpangan (Diviance) adalah segala bentuk prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat/kelompok tertentu dalam masyarakat. Penyimpangan adalah perbuatan yang mengabaikan norma. Penyimpangan terjadi jika seseorang atau sebuah kelompok tidak mematuhi patokan yang dianggap baku secara dalam masyarakat penyimpangan merupakan prilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (Zames Zandu). Perilaku menyimpang sebagai akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna. Dalam kehidupan dimasyarakat kita kenal agen ? proses sosialisasi seperti : 1. Keluarga 2. sekolah 3. Teman sepermainan 4. Media masa Setiap agen sosialisasi mempunyai fungsi masing-masing yang seharusnya saling melengkapi. Apabila salah satu agen sosialisasi kurang berfungsi akan mengakibatkan proses sosialisasi yang kurang sempurna. Contohnya tawuran pelajar. Berbagai macam penyebab timbulnya perkelahian pelajar antara lain : 1. Kondisi keluarga, yaitu kurangnya perhatian orang tua 2. Perwujudan untuk mencari jati diri 3. Solidaritas yang tinggi karena perasaan senasib dan sepenanggungan 4. Perasaan diri, benci, dendam terhadap kelompok pelajar lain 5. Kondisi ekonomi, keluarga yang kurang 6. Menjaga gengsi kelompoknya 7. Kurangnya sarana rekreasi seperti lapangan olahraga, sarana hiburan, dan sebagainya. Seseorang remaja atau pemuda yang dibesarkan dilingkungan keluarga yang kurang perhatian, ataupun terlalu di belakang akan menghasilkan kepribadian yang kurang baik Mereka akan mencari perhatian di luar rumah dan kadang cepat terpengaruh oleh ajakan, rayuan atau bujukan teman-temannya yang mengarah pada hal-hal negatif Seperti narkotika, minuman keras bahkan berkelahi akibat dari hasil proses sosialisasi yang kurang sempurna sangat merugikan baik bagi si individu sendiri maupun sekitarnya, karena ia merusak masa depannya serta masyarakat di sekitarnya. Gambar Tawuran Rangkuman 1. Penyimpangan atau Deliance adalah segala bentuk prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Penyimpan menurut James V. Zeuden , “ merupakan perlaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. 2. Penyimpangan dapat juga disebabkan oleh hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna dan oleh nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang yang menimbulkan masyarakat hidup tanpa norma atau anomil. Tugas - Carilah gambar mengenai prilaku menyimpang. Akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna Tes Formatif I Pilihlah salah satu jawaban di abwah ini yang paling tepat! 1. Walaupun tidak tahu akibat buruk dari sebuah praktik prostitusi, tetapi pada kenyataannya masih banyak wanita yang terjerumus melakukannya. Praktik prostitusi semakin berkembang karena ada sebagian kaum pria yang gemar untuk mendukung praktik tersebut. Kasusu ini merupakan penyimpangan sosial sebagai akibat dari …. a. kebutuhan sosial meningkat b. pengaruh budaya asing yang kuat c. supremasi hukum yang lemah d. sosialisasi yang tidak sempurna e. kesejahteraan masyarakat rendah 2. Perhatikan beberapa perilaku sosial sebagai berikut: 2. Pada acara pesta ulang tahun sekolah kedapatan siswa yang pesta minum-minuman keras 3. Pada saat ulangan ada siswa yang mencontek pekerjaan siswa lain tetapi dibiarkan oleh pengawas 4. Residivis yang kembali melakukan penodongan karena tidak memiliki pekerjaan yang tetap 5. Remaja yang saat berpacaran tanpa malu-malu saling berpelukan di muka umum pada saat rekreasi. Perilaku sosial di atas yang menyejukkan penyimpangan sosial sekunder adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4 3. Desa suka maju memperoleh penghargaan dari pemerintah kabupaten karena seluruh masyarakatnya telah memenuhi tanggung jawab sebagai warga sehingga daerah tersebut mendapat predikat sebagai daerah paling indah dan bersih. Ketika ada sebagian masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya dan merusak alam, maka anggota masyarakat yang lain menegurnya bahkan dengan kata-kata keras sehingga tidak ada lagi warga yang berbuat negatif. Kasus tersebut menunjukkan fungsi pengendalian sosial yaitu untuk …. a. mendapatkan piagam penghargaan b. membatasi perilaku masyarakat c. mengembangkan keberanian d. menanamkan rasa takut e. menciptakan konflik 4. Sosialisasi adalah proses sosial individu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku, serta belajar menjalankan peran sosial di masyarakatnya dalam rangka membentuk kepribadian. Tujuan dari proses sosialisasi tersebut adalah membentuk individu supaya menjadi manusia yang berkepribadian selaras dengan …. a. dinamika sosial masyarakat b. unsur budaya c. peran sosial di masyarakat d. kepribadian sosial e. nilai dan norma sosial 5. Pra siswa di sekolah tidak boleh melanggar tata tertib. Pengawasan terhadap siswa dilakukan secara ketat. Terhadap pelanggaran, sekolah memberi sangksi yang tegas dan berat. Model sosialisasi yang dilakukan sekolah tersebut tergolong … a. parsitipatif b. demokratis c. koersif d. persuasif e. ekualitatif 6. Sebagai media masa agen sosialisasi, televisi berperan besar bagi pembentukan kepribadian individu. Fungsi penting media massa tersebut adalah …. a. hiburan segar b. informasi populer c. teknologi baru d. pengalaman unik e. pelatihan kerja 7. Sosialisasi merupakan proses membentuk kepribadian individu sejak lahir. Tujuannya supaya individu memiliki perilaku yang selaras dengan nilai dan norma sosial dan budaya masyarakatnya. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara sosialisasi dengan …. a. wilayah asal masyarakat b. kebudayaan masyarakat c. sistem sosial masyarakat d. asal usul keturunan masyarakat e. tingkat pendidikan masyarakat 8. Meskipun orang tua dan sekolah melarang dipihak lain, masyarakat masih memberikan para remaja memiliki kebiasaan merokok. Ketidak kompakkan tersebut menjadi sebab terjadinya penyimpangan sosial karena terjadi proses sosialisasi…. a. primer b. tidak sempurna c. tidak berguna d. sekunder e. perbedaan lingkungan 9. Apabila tindakan menyogok, menggelapkan uang, pelacuran dan lain-lain dianggap hal yang biasa sedangkan sebelumnya dianggap hal yang tercela, maka fenomena semacam ini dinamakan sebagai …. a. penyimpangan karena kesalahan sosialisasi b. perubahan pola hidup masyarakat c. hasil sosialisasi sub kebudayaan menyimpang d. destrukturisasi pola kehidupan masyarakat e. penyimpangan sosial secara individual 10. Homoseksual dan lesbian termasuk jenis penyimpangan sosial bagi masyarakat Indonesia karena …. a. pada dasarnya konsekuensi dari hubungan seksual adalah regenerasi b. tindakan seksual semacam ini adalah kebudayaan barat c. semua jaringan agama menentang aktivitas seksual semacam ini d. adanya golongan yang menganut paham kebebasan seksual e. tidak adanya kepastian hukum bagi warga masyarakat MODUL SOSIOLOGI A. Pengendalian Sosial Setelah mempelajari kegiatan belajar siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial 2. Menyebutkan cara-cara pengendalian sosial 3. Mengidentifikasikan peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian sosial 4. Jenis-jenis pengendalian sosial 1. Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur. a. Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai cara yang digunakan masyarakat berupaya untuk mencegah, mengurangi, maupun menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga terwujud kembali keseimbangan sosial (sucial equilibrium). b. Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang di dalamnya individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok. Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan segenap cara proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan. Pengendalian sosial ini mempunyai tujuan yaitu mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. 2. Cara Pengendalian Sosial ada 6 macam. a. Pengendalian sosial melalui institusi dan non institusi. Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat, seperti lembaga pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi, dan keluarga. Cara pengendalian melalui non-institusi adalah cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal, Cara pengendalian ini sering kali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi. b. Pengendalian sosial melalui lisan, simbolik dan kekerasan. Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik sering juga disebut cara pengendalian sosial persuasif. Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Pengendalian sosial secara lisan dilakukan dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal) sementara itu, pengendalian sosial koersif. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi. Sebaiknya cara koersif dilakukan sebagai upaya terakhir sesudah cara pengendalian persuasif dilakukan. c. Pengendalian sosial melalui imbalan dan hukuman. Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif (bersifat mengalihkan). Seseorang diberi imbalan atas tindakannya agar ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sebagai contoh, di sekolah, siswa dapat mendapatkan beasiswa jika berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan sekolah, seperti mendapatkan nilai bagus, tidak bolos sekolah, atau tidak menyontek dalam ujian. Cara pengendalian sosial melalui hukuman cenderung bersifat represif. Cara ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran terjadi. d. Pengendalian sosial normal dan informal. Cara pengendalian formal, menurut Horton dan Hunt, adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang juga memiliki peraturan resmi, seperti perusahaan, perkumpulan serikat kerja atau lembaga peradilan. Umumnya peraturan yang dihasilkan lembaga-lembaga ini tertulis dan sudah standarisasi. Cara pengendalian informal adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok yang kecil. Akrab bersifat tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis.Contoh, aturan-aturan dan kebiasaan yang ada dalam sebuah keluarga atau kelompok bermain. Cara pengendalian dalam kelompok-kelompok ini cenderung spontan atau tidak direncanakan. e. Cara pengendalian sosial melalui sosialisasi.Menurut fromm, jika suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, para anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang mengatur pola hidup dalam masyarakat tersebut. Agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (konform), diperlukan proses penanaman nilai dan norma yang disebut sosialisasi f. Cara pengendalian sosial melalui tekanan sosial.Lapiere melihat pengendalian sosial sebagai suatu proses yang lahir dari kebutuhan individu agar diterima ke dalam suatu kelompok.untuk dapat diterima dalam suatu kelompok Kita akan selalu berusaha mengikuti nilai dan norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. Cara pengendalian sosial lain untuk mencegah perilaku menyimpang adalah desas-desus (gosip). Sifat pengendalian sosial ada dua macam. a. preventif, yaitu pengendalian sosial dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. b. represif, yaitu pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran itu terjadi. 3. Peran lembaga resmi dan tidak resmi dalam masyarakat, seperti polisi, pengadilan, adat, dan tokoh masyarakat sangat penting untuk mengendalikan perilaku menyimpang. a. Polisi Polisi sebagai aparat negara bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga tercipta ketertiban. Peran polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku tindak pidana ke instansi hukum. Polisi juga berperan dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada orang yang berperilaku menyimpang dari hukum serta kepada seluruh masyarakat. b. Pengadilan Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya ke pengadilan. Pengadilan akan memberi sanksi tegas kepada siapa pun yang terbukti bersalah. Ia dapat dihukum berupa denda. Kurungan, atau penjara. Berat-ringannya hukuman tergantung dari kesalahan yang diperbuat oleh si pelaku. c. Adat Adat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional. Di dalam adat, terdpat aturan untuk mengatur tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembag dan turun temurun disebut tradisi. Orang yang melanggar hukum adat dan tradisi akan dihukum oleh masyarakat di lingkungannya, seperti dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya. Sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Indonesia merupakan negara yang masih tetap mematuhi dan memberlakukan hukum adat. Peta Konsep 4. Jenis-jenis Pengendalian sosial Untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang ada beberapa jenis pengendalian sosial. a. Cemoohan b. Teguran c. Pendidikan d. Agama e. Gosip dan desas desus f. Ostratisme (pengucilan) g. Fraundulens (bantuan orang lain) h. Intimidasi i. Kekerasan fisik/penganiayaan j. Hukuman I. Latihan Kegiatan I A. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara huruf a, b, c, d dan e 1. Tujuan pengendalian sosial dapat tercapai antara lain dengan cara …. a. intimidasi b. sosialisasi c. ekulturasi d. akulturasi e. internalisasi 2. Seorang polisi memberhentikan dan memeriksa kelengkapan kendaraan kemudian menindak yang melanggar. Pengendalian sosial ini disebut pengendalian …. a. preventif b. regresif c. persuatif d. koersif e. represif 3. Cara yang dipergunakan masyarakat untuk menerbitkan anggotanya yang membangkang adalah pengertian pengendalian sosial menurut. a. Berger b. Raucek c. Durkheim d. Bruce J. Cohen e. Talcott Parson 4. Pengendalian sosial akan dapat terwujud dan mampu membawa ketentraman jika …. a. Tekanan dari pemerintah kuat berdasarkan hukum b. Kekuasaan negara otoriter dan menekan c. Masyarakat berusaha mematuhi norma secara sadar d. Pelanggaran dapat ditindak dengan tegas e. Para pejabat dapat memberikan keteladanan 5. Akibat negatif yang ditimbulkan dari penyalagunaan narkotik adalah a. kondisi fisik yang sehat b. meningkatnya daya tubuh yang kondunsif c. menimbulkan tindakan kriminal d. menumbuhkan harga diri sipemakai e. semakin termotivasi dalam hidup 6. Baik di masyarakat maupun di sekolah sering disampaikan bahaya merokok. Hal itu merupakan cara pengendalian yang …. a. persuasif b. koersif c. kompulsif d. pervasi e. kurasif 7. Dewan guru mengumpulkan dan menindak siswa-siswa yang terlibat perkelahian, Tindakan ini termasuk pengawasan dari : a. Kelompok terhadap individu b. Kelompok tehadap kelompok c. Masyarakat terhadap masyarakat d. Lembaga terhadap kelompok e. Institusi terhadap kelompok 8. Bentuk pengendalian sosial yang paling efektif antara lain lewat lembaga pendidikan formal atau sekolah sebab. a. dapat mengenyampingkan peranan orang tua b. dapat bertindak tanpa campur tangan orang tua c. sanksinya tegas jika melakukan perlawanan d. disosialisasikan secara bertahap dan sistematis e. sekolah adalah lembaga yang independen 9. Pengendalian sosial dengan cara meminta bantuan kepada orang lain yang dapat dianggap mampu mengatasi masalah disebut dengan istilah …. a. Ostratisme b. Fraundulens c. Intimidasi d. Provokasi e. Kolaborasi 10. Bentuk pengendalian sosial yang bersifat non institusional biasanya berupa. a. ejekan, penghargaan, dan gosip b. intimidasi, tekanan dan cemoohan c. cemooh, gosip, dan dikucilkan d. tertawaan, intimidasi e. Tertawaan, intimidasi, dan dibuang B. Jawablah pertanyaan di bawah ini singkat dan tepat ! 1. Apakah pengendalian sosial itu ? Jawab : ………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan pengendalian non formal? Jawab : ………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan pengendalian formal? Jawab : ………………………………………………………………………………… 4. Jelaskan tujuan pengendalian sosial dalam masyarakat! Jawab : ………………………………………………………………………………… 5. Jelaskan cara yang dilakukan dalam pengendalian sosial menurut Koentjaraningrat! Jawab : ………………………………………………………………………………… 6. Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial dapat bersifat preventif dan represif. Jelaskan! Jawab : ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………. 7. Jelaskan peran tokoh agama dalam pengendalian sosial! Jawab : ………………………………………………………………………………… 8. Apakah yang terjadi pengendalian sosial dalam masyarakat tidak berfungsi! Jawab : ………………………………………………………………………………… 9. Cara-cara apakah yang digunakan dalam melakukan pengendalian sosial? Jawab : ………………………………………………………………………………… 10. Dalam masyarakat terdapat berbagai jenis pengendalian sosial yang diterapkan untuk mencegah maupun mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anggota-anggotanya. Jenis-jenis pengendalian sosial apakah yang diterapkan ? Jawab : ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… II. Kerjakan Tugas di bawah ini! 1. Berikanlah contoh bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh masing-masing lembaga atau pranata di bawah ini! 2. Buatlah kelompok yang terdiri dari lima siswa, kemudian diskusikan pertanyaan di bawah ini! a. Bagaimanakah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dalam keluarga oleh orang tua? b. Tindakan apa yang kamu lakukan ketika pengendalian orang tuamu terlalu berlebihan ke kamu? c. Bagaimanakah agar pengendalian sosial di rumah dapat berlangsung secara seimbang dan selaras 3. Buatlah kelompok terdiri dari lima siswa, kemudian diskusikan pertanyaan di bawah ini! a. Apakah yang menyebabkan terjadinya tawuran atau perkelahian pelajar? b. Tindkaan apa yang dapat kamu lakukan untuk dapat mencegah terjadinya perkelahian pelajar? c. Bagaimanakah peran orang tua atau guru untuk mencegah perkelahian pelajar tersebut? Hasil diskusi di tulis di kertas lain dan dicantumkan nama kelompoknya kemudian salah satu siswa mempresentasikannya.

Tidak ada komentar: