Henki Wibowo, S.Sos, M.Si. Pendidikan merupakan bentuk sosialisai formal dalam membentuk karakter bangsa. tetapi bukan pendidikan yg di doktrin dengan kekerasan.ok bro
Senin, 15 Oktober 2012
Minggu, 07 Oktober 2012
KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT
KONFLIK DALAM MASYARAKAT
Pengertian
Kata konflik berasal dari bahasa latin yaitu confiragere
yang artinya saling memukul. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia konflik
didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Beberapa
ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai berikut.
1. Menurut
Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak
dapat dicegah. Konflik mempunnyai potensi yang memberi pengaruh positif dan ada
pula yang memberi pengaruh negatif di dalam interaksi manusia.
2. Menurut Dr.
Robert M.Z Lawang
Konflik itu adalah perjungan untuk memperoleh nilai, status,
kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh
keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3. Menurut Drs.
Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan dimana kedua pihak
berusaha menggagalkan tercapaianya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya
perbedaan kedua pendapat, nilai-nilai ataupun tuntuntan dari masing-masing
pihak.
4. Menurut James
W. Vander Zanden
Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai
atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak
yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun
menyisihkan lawan mereka.
5. Menurut
Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Proses sosial yang terjadi di sini, mulai dari usaha
mempertajam perbedaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang
menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku,
gagasan, pendapat, serta kepentingan sehingga menimbulkan
pertikaian/pertentangan mengalah pihak lawan dengan cara ancaman atau
kekerasan.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi konflik,
ketika sistem sosial masyarakat sudah tidak dapat mengakomodasi
perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahap selanjutnya akan mendorong tiap–tiap
individu atau kelompok untuk saling menghancurkan.
Konflik dapat berwujud macam-macam, dimulai dari sifat acuh
tak acuh terhadap sesama teman sampai dengan penghancuran musuh. Hal tersebut
pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan benci dan emosi yang tidak dapat
dikendalikan. Setelah kita membahas tentang pengertian konflik sosial, cobalah
anda simpulkan tentang pengertian konflik sosial! Jika anda mampu melakukannya,
maka anda dipastikan sudah mengerti tentang hakikat konflik sosial. Untuk
selanjutnya marilah kita bahas tentang faktor-faktor penyebab konflik sosial.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia
untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang
terlibat dalam suatu interaksi sosial.
1. Faktor-faktor
Penyebab Konflik secara Umum
a. Perbedaan
antar Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian,
pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas
seseorang. Misalnya, dalam sebuah ruangan kantor ada karyawan yang terbiasa
bekerja sambil mendengar musik dengan suara yang keras, tetapi karyawan lain
lebih menyukai bekerja dengan suasana yang tenang sehingga kebisingan merupakan
sesuatu yang menggangggu konsentrasi dalam belajar. Perbedaan perasaan dan
kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci dan amarah sebagai awal timbulnya
konflik.
b. Perbedaan
Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial
yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tetntu sama
dengan apa yang baik oleh masyarakat lain. Misalnya seseorang yang dibesarkan
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisional bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai modern, maka akan terdapat
perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh kedua belah pihak sehingga dapat
menimbulkan konflik.
c. Perbedaan
Kepentingan
Setiap individu atau pun kelompok seringkali memiliki
kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu
tergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini
menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya seseorang
pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi, sehingga
dengan terpaksa harus melakukan rasionalisasi terhadap karyawannya, dan hal ini
membuat para karyawan merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan
kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik.
d. Perubahan
Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi
terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan suatu sistem nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial
yang timbul akibat perubahan tersebut. Misalnya masyarakat Indonesia sedang
mengalami proses perubahan dari masyarakat pedesaan yang agraris menuju
masyarakat industri. Industrialisasi yang terjadi di lingkungan masyarakat desa
seringkali menuai masalah sosial. Tergusurnya lahan pertanian menyebabkan
sebagian generasi mudanya memilih bekerja sebagai buruh pabrik. Nilai-nilai
tradisional seperti nilai kegotong-royongan, berubah menjadi nilai kontrak
kerja, dan nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualistis. Hal-hal
tersebut sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Secara umum, suatu konflik dapat terjadi terjadi apabila
seseorang atau kelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal ini
karena adanya perbedaan paham terhadap tujuan itu sendiri, terhadap nilai-nilai
sosial dan norma-norma sosial, maupun terhadap tindakan-tinadakan dalam
masyarakat. Terlebih lagi apabila sanksi bagi pelanggar atas nilai dan norma
tidak dijalankan dengan adil maka konflik dapat berubah menjadi kekerasan.
2. Faktor
Penyebab-penyebab Konflik di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk rawan terhadap
terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial
masyarakat Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku bangsa, agama, ataupun
golongan yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab
terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Apabila
terdapat dominasi suatu kelompok terhadap-kelompok lain. Contohnya adalah
konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b. Apabila
terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharaian hidup antara kelompok
yang berlainan suku bangsa. Contoh konflik yang terjadi di Sambas.
c. Apabila
terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga
suku bangsa lain. Contohnya konflik yang ada di Sampit.
d. Apabila
terdapat potensi konflik yang terpendam,
seperti masyarakat yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik
antar suku di pedalaman Papua.
Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk konflik dalam
kehidupan masyarakat.
Pengelompokan Bentuk-bentuk Konflik
Secara garis besar berbagi konflik dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini:
1. Berdasarkan
Sifatnya
a. Konflik
destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang,
rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada
konflik ini terjadi bentokran-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya
nyawa dan harta benda. Contohnya konflik Ambon, Poso, Kupang dan Sambas.
b. Konflik
konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu
permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat
tersebut menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam
sebuah organisasi.
2. Berdasarkan
Posisi Pelaku yang Berkonflik
a. Konflik
Vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur
yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara atasan dengan
bawahan dalam sebuah kantor.
b. Konflik
Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konfllik yang terjadi antar
organisasi masa.
c. Konflik
Dialog merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi
sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan byang
ekstrim. Contohnya Konflik Aceh.
3. Berdasarkan
sifat pelaku yang berkonflik
a. Konflik
Terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh Konflik
Palestina Israel.
b. Konflik
Tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui orang-orang atau kelompok yang
terlibat konflik.
4. Berdasarkan Konsentrasi
Aktivitas manusia di dalam Masyarakat
a. Konflik
Sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan
sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi
konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini sering
terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
b. Konflik
Politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antara pengikut
suatu partai politik.
c. Konflik
Ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari
pihak yanng berkonflik. Contoh konflik antar pengusaha ketika melakukan tender.
d. Konflik Budaya
merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari
pihak yang berkonflik. Contoh adanya perbedaan pendapat antar kelompok dalam
menafsirkan RUU antipornografi dan pornoaksi.
e. Konflik
Ideologi merupakan konflik adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang
atau sekelompok orang. Contoh konflik yang terjadi pada saat G 30 S/PKI.
5. Berdasarkan
Cara Pengelolaannya
a. Konflik
Interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu
hingga tingkat keresahan (perasaan/batin) yang paling tinggi (konflik dengan
dirinya sendiri).
b. Konflik antar
individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau
lebih, sifatnya kadang-kadang subtantif, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat,
kepentingan atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera dll.
c. Konflik antar
kelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup dalam
kelompok-kelompok. Contoh konflik antar kampung.
6. Berdasarkan
Terbentuknya
a. Konflik
Realistis yaitu konflik yang bersal dari kekecewaan individu atau kelompok
terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terhadap dalam hubungan sosial.
Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah atas kebijakan menaikkan harga bahan
bakar minyak.
b. Konflik
Nonrealistis yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan. Misalnya untuk meredakan ketegangan maka dicarilah
seseorang untuk dijadikan kambing hitam atau semua permasalahan yang terjadi.
KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT
KONFLIK DALAM MASYARAKAT
Pengertian
Kata konflik berasal dari bahasa latin yaitu confiragere
yang artinya saling memukul. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia konflik
didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Beberapa
ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai berikut.
1. Menurut
Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak
dapat dicegah. Konflik mempunnyai potensi yang memberi pengaruh positif dan ada
pula yang memberi pengaruh negatif di dalam interaksi manusia.
2. Menurut Dr.
Robert M.Z Lawang
Konflik itu adalah perjungan untuk memperoleh nilai, status,
kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh
keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3. Menurut Drs.
Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan dimana kedua pihak
berusaha menggagalkan tercapaianya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya
perbedaan kedua pendapat, nilai-nilai ataupun tuntuntan dari masing-masing
pihak.
4. Menurut James
W. Vander Zanden
Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai
atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak
yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun
menyisihkan lawan mereka.
5. Menurut
Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Proses sosial yang terjadi di sini, mulai dari usaha
mempertajam perbedaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang
menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku,
gagasan, pendapat, serta kepentingan sehingga menimbulkan
pertikaian/pertentangan mengalah pihak lawan dengan cara ancaman atau
kekerasan.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi konflik,
ketika sistem sosial masyarakat sudah tidak dapat mengakomodasi
perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahap selanjutnya akan mendorong tiap–tiap
individu atau kelompok untuk saling menghancurkan.
Konflik dapat berwujud macam-macam, dimulai dari sifat acuh
tak acuh terhadap sesama teman sampai dengan penghancuran musuh. Hal tersebut
pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan benci dan emosi yang tidak dapat
dikendalikan. Setelah kita membahas tentang pengertian konflik sosial, cobalah
anda simpulkan tentang pengertian konflik sosial! Jika anda mampu melakukannya,
maka anda dipastikan sudah mengerti tentang hakikat konflik sosial. Untuk
selanjutnya marilah kita bahas tentang faktor-faktor penyebab konflik sosial.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia
untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang
terlibat dalam suatu interaksi sosial.
1. Faktor-faktor
Penyebab Konflik secara Umum
a. Perbedaan
antar Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian,
pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas
seseorang. Misalnya, dalam sebuah ruangan kantor ada karyawan yang terbiasa
bekerja sambil mendengar musik dengan suara yang keras, tetapi karyawan lain
lebih menyukai bekerja dengan suasana yang tenang sehingga kebisingan merupakan
sesuatu yang menggangggu konsentrasi dalam belajar. Perbedaan perasaan dan
kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci dan amarah sebagai awal timbulnya
konflik.
b. Perbedaan
Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial
yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tetntu sama
dengan apa yang baik oleh masyarakat lain. Misalnya seseorang yang dibesarkan
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisional bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai modern, maka akan terdapat
perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh kedua belah pihak sehingga dapat
menimbulkan konflik.
c. Perbedaan
Kepentingan
Setiap individu atau pun kelompok seringkali memiliki
kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu
tergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini
menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya seseorang
pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi, sehingga
dengan terpaksa harus melakukan rasionalisasi terhadap karyawannya, dan hal ini
membuat para karyawan merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan
kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik.
d. Perubahan
Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi
terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan suatu sistem nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial
yang timbul akibat perubahan tersebut. Misalnya masyarakat Indonesia sedang
mengalami proses perubahan dari masyarakat pedesaan yang agraris menuju
masyarakat industri. Industrialisasi yang terjadi di lingkungan masyarakat desa
seringkali menuai masalah sosial. Tergusurnya lahan pertanian menyebabkan
sebagian generasi mudanya memilih bekerja sebagai buruh pabrik. Nilai-nilai
tradisional seperti nilai kegotong-royongan, berubah menjadi nilai kontrak
kerja, dan nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualistis. Hal-hal
tersebut sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Secara umum, suatu konflik dapat terjadi terjadi apabila
seseorang atau kelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal ini
karena adanya perbedaan paham terhadap tujuan itu sendiri, terhadap nilai-nilai
sosial dan norma-norma sosial, maupun terhadap tindakan-tinadakan dalam
masyarakat. Terlebih lagi apabila sanksi bagi pelanggar atas nilai dan norma
tidak dijalankan dengan adil maka konflik dapat berubah menjadi kekerasan.
2. Faktor
Penyebab-penyebab Konflik di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk rawan terhadap
terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial
masyarakat Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku bangsa, agama, ataupun
golongan yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab
terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Apabila
terdapat dominasi suatu kelompok terhadap-kelompok lain. Contohnya adalah
konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b. Apabila
terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharaian hidup antara kelompok
yang berlainan suku bangsa. Contoh konflik yang terjadi di Sambas.
c. Apabila
terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga
suku bangsa lain. Contohnya konflik yang ada di Sampit.
d. Apabila
terdapat potensi konflik yang terpendam,
seperti masyarakat yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik
antar suku di pedalaman Papua.
Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk konflik dalam
kehidupan masyarakat.
Pengelompokan Bentuk-bentuk Konflik
Secara garis besar berbagi konflik dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini:
1. Berdasarkan
Sifatnya
a. Konflik
destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang,
rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada
konflik ini terjadi bentokran-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya
nyawa dan harta benda. Contohnya konflik Ambon, Poso, Kupang dan Sambas.
b. Konflik
konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu
permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat
tersebut menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam
sebuah organisasi.
2. Berdasarkan
Posisi Pelaku yang Berkonflik
a. Konflik
Vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur
yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara atasan dengan
bawahan dalam sebuah kantor.
b. Konflik
Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konfllik yang terjadi antar
organisasi masa.
c. Konflik
Dialog merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi
sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan byang
ekstrim. Contohnya Konflik Aceh.
3. Berdasarkan
sifat pelaku yang berkonflik
a. Konflik
Terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh Konflik
Palestina Israel.
b. Konflik
Tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui orang-orang atau kelompok yang
terlibat konflik.
4. Berdasarkan Konsentrasi
Aktivitas manusia di dalam Masyarakat
a. Konflik
Sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan
sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi
konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini sering
terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
b. Konflik
Politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antara pengikut
suatu partai politik.
c. Konflik
Ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari
pihak yanng berkonflik. Contoh konflik antar pengusaha ketika melakukan tender.
d. Konflik Budaya
merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari
pihak yang berkonflik. Contoh adanya perbedaan pendapat antar kelompok dalam
menafsirkan RUU antipornografi dan pornoaksi.
e. Konflik
Ideologi merupakan konflik adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang
atau sekelompok orang. Contoh konflik yang terjadi pada saat G 30 S/PKI.
5. Berdasarkan
Cara Pengelolaannya
a. Konflik
Interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu
hingga tingkat keresahan (perasaan/batin) yang paling tinggi (konflik dengan
dirinya sendiri).
b. Konflik antar
individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau
lebih, sifatnya kadang-kadang subtantif, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat,
kepentingan atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera dll.
c. Konflik antar
kelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup dalam
kelompok-kelompok. Contoh konflik antar kampung.
6. Berdasarkan
Terbentuknya
a. Konflik
Realistis yaitu konflik yang bersal dari kekecewaan individu atau kelompok
terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terhadap dalam hubungan sosial.
Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah atas kebijakan menaikkan harga bahan
bakar minyak.
b. Konflik
Nonrealistis yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan. Misalnya untuk meredakan ketegangan maka dicarilah
seseorang untuk dijadikan kambing hitam atau semua permasalahan yang terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)